-->

Mechanical Romance

No comments

Mechanical Romance

Pengorbanan memang selalu terasa berat, lebih berat dari ribuan ton beras yang menumpuk di dalam karung. pengorbanan memang tak pernah terlihat mata, namun terdengar mengerikan ketika seseorang mengorbankan sluruh jiwa raga.

Baru pertama kali seumur hidup Bayu merayakan lebaran di negeri orang. Demi sebuah tugas, dia harus bergerak mengayunkan kaki meninggalkan kampung halaman. Saat yang begitu berat adalah ketika dia harus berpisah dengan Juwita, "Selamat tinggal sayang." bisiknya sebelum pergi.

Dia emang lagi ngerjain penelitian ke pulau Madura, dimana orang-orangnya sangat sadis! bayangin aja mereka punya hoby menyayat-nyayat daging, ditusuk, lalu dibakar. Tapi, setelah melakukan penelitian Bayu mendapatkan kesimpulan : "Sate Madura adalah sate paling enak di dunia." Lho ko?

Pikiran Bayu tak pernah tenang, separuh hatinya tertinggal, dan separuh hati yang lain akan berusaha mencari separuhnya itu dalam lamunan. 12 x 30 hari waktu yang sangat lama untuk membuatnya terbiasa. satu tahun yang lalu Bayu melihat Juwita saat dia mudik lebaran ke kampung kakeknya. Pandangan pertama begitu menggoda dan menentukan segalanya. smpai akhirnya dapat menyebabkan pertemuan-pertemuan berikutnya. Hari-hari yang bahagia selalu mereka jalani, kejar-kejaran di savana bagaikan film india. dia tertawa lepas. Bahagia. Namun sekarang, karena jarak yang terpisah jauh, saat siang dia hanya bisa menemui nya dalam lamunan, saat malam dia temui dalam impian.

Gema takbir idul Adha yang terdengar beriring dengan dentuman Beduk yang ditabuh, menabuhkan dentum-dentum kerinduan kampung halaman, mata Bayu leleh saat mendengar suara orang tuanya dari seberang. Hanya itu yang dapat dia lakukan. Betapa jarak telah mengambil kebahagiaan yang seharusnya dia rasakan. Dia menghubungi ayahnya hanya untuk mengetahui kabar juwita.

"Ayah, bisakah aku sekali saja mendengar suaranya?"

"Maaf, saat ini dia tak mau berbicara denganmu."

"Kenapa ayah?"

"Tak seharusnya kau bertanya kenapa!"

Begitulah kira-kira percakapan mereka berdua. Bayu kecewa. Mereka pun terdiam cukup lama, sampai akhirnya sang ayah melanjutkan.

"Wahai anakku, bolehkah aku bertanya sesuatu?"

"Silahkan."

"Kamu lagi ngupil ya?"

"Kok ayah tau?"

"Karena kamu telah

"Ayah! plis deh jangan becanda!"

"Baiklah, bukan itu yang ingin kutanyakan,.
Begini anakku, sesungguhnya aku bermimpi menyembelihnya. Bagaimana pendapatmu?"

"Apa?! Tapi ayah, itu kan . . .

"Ayah tau pasti ini terasa berat, tapi ini perintah."

"Baiklah ayah, jika ini perintah maka lakukanlah! Sesungguhnya kau akan menemuiku bersama orang-orang yang sabar."

Beuhh dah kaya cerita Nabi Ibrahim dan anaknya. cuma bedanya gak ada pengingkaran dari Nabi ismail saat mendengar perintah itu.

Akhirnya eksekusi pun dilakukan. Bayu tak dapat membayangkan apa yang terjadi. Dia putuskan segera pulang. Saat tiba di rumah, yang terlihat hanya potongan daging telanjang tanpa kulit tergantung. darah menetes dari ujung lehernya yang terpotong. keadaan itu seakan memotong urat leher bayu, dan meneteskan air matanya. kepalanya tertunduk.

Tiba-tiba ada suara memangilnya, Bayu menoleh ke kanan.

"Juwita? ternyata kau masih hidup?"

seketika kebahagiaan meladak saat melihat sosok hadiah dari kakeknya setahun yang lalu itu. dengan senyum yang lebar juwita berkata.

"Mmbbbeeekkkk. . ."

catatan : Juwita kambing jantan, bukan betina.


Copyright © 2013. Muzhoffar


Comments

masawan_moveElement('after',setting.taghtml,setting.index,'content-ads','article-post','beforeend'); });