-->

SAJAK SEONGGOK JAGUNG

No comments

Oleh : WS Rendra

WS Rendra

Seonggok jagung di kamar  
dan seorang pemuda  
yang kurang sekolahan.
Memandang jagung itu,  
sang pemuda melihat ladang; 
ia melihat petani;  
ia melihat panen;  
dan suatu hari subuh,  
para wanita dengan gendongan  
pergi ke pasar ………..  
Dan ia juga melihat  
suatu pagi hari 
di dekat sumur
 
gadis-gadis bercanda
 
sambil menumbuk jagung
 
menjadi maisena.
 
Sedang di dalam dapur
 
tungku-tungku menyala.
 
Di dalam udara murni
 
tercium kuwe jagung
Seonggok jagung di kamar 
dan seorang pemuda.
 
Ia siap menggarap jagung
 
Ia melihat kemungkinan
 
otak dan tangan
 
siap bekerja
Tetapi ini :
Seonggok jagung di kamar 
dan seorang pemuda tamat SLA
 
Tak ada uang, tak bisa menjadi mahasiswa.
 
Hanya ada seonggok jagung di kamarnya.
Ia memandang jagung itu 
dan ia melihat dirinya terlunta-lunta .
 
Ia melihat dirinya ditendang dari diskotik.
 
Ia melihat sepasang sepatu kenes di balik etalase.
 
Ia melihat saingannya naik sepeda motor.
 
Ia melihat nomor-nomor lotre.
 
Ia melihat dirinya sendiri miskin dan gagal.
 
Seonggok jagung di kamar
 
tidak menyangkut pada akal,
 
tidak akan menolongnya.
Seonggok jagung di kamar 
tak akan menolong seorang pemuda
 
yang pandangan hidupnya berasal dari buku,
 
dan tidak dari kehidupan.
 
Yang tidak terlatih dalam metode,
 
dan hanya penuh hafalan kesimpulan,
 
yang hanya terlatih sebagai pemakai,
 
tetapi kurang latihan bebas berkarya.
 
Pendidikan telah memisahkannya dari kehidupan.
Aku bertanya : 
Apakah gunanya pendidikan
 
bila hanya akan membuat seseorang menjadi asing
 
di tengah kenyataan persoalannya ?
 
Apakah gunanya pendidikan
 
bila hanya mendorong seseorang
 
menjadi layang-layang di ibukota
 
kikuk pulang ke daerahnya ?
 
Apakah gunanya seseorang
 
belajat filsafat, sastra, teknologi, ilmu kedokteran,
 
atau apa saja,
 
bila pada akhirnya,
 
ketika ia pulang ke daerahnya, lalu berkata :
 
“Di sini aku merasa asing dan sepi!”




12 Juli 1975 
Potret Pembangunan dalam Puisi


====
Jangan lewatkan membaca Kumpulan Puisi W. S. Rendra

Comments

masawan_moveElement('after',setting.taghtml,setting.index,'content-ads','article-post','beforeend'); });